BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu hasil dari Konferensi
Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000 adalah Komitmen internasional
untuk mencapai tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals / MDG’S) pada tahun 2015 sebagai solusi dari
ketergantungan antar negara dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia.
Ada 8 sasaran MDG’S dimana sasaran pertama dan keempat terkait langsung dengan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Kemudian dari delapan sasaran umum,
dikembangkan melalui program Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan RI,
dengan lima tambahan sasaran utama MDG’S, salah satunya yaitu meningkatkan
cakupan antenatal, meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan, meningkatkan cakupan neonatal.
Angka kematian
martenal (martenal mortality)
merupakan salah satu ukuran yang di gunakan untuk menilai keadaan pelayanan
kebidanan (martenity care) dalam
keadaan baik atau buruk. Menurut WHO kematian martenal adalah kematian seorang
wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan , terlepas
dari tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Angka kematian yang tinggi umumnya di sebabkan oleh 3 masalah : 1) masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan komplikasi
penting dalam kehamilan, persalinan, dan nifas; 2) kurangnya pengertian dan
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi; 3) kurang meratanya pelayanan
kebidanan yang baik bagi semua yang hamil (Prawirohardjo, 2009).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) antenatal care bertujuan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Idealnya bila wanita hamil mau memeriksakan
kehamilanya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau
akan timbul lekas diketahui, dan segera mendapatkan penanganan dengan melakukan
antenatal care (winkjosastro, 2006).
Peningkatan
kunjungan antenatal dari tahun 2004-2008, membuktikan bahwa semakin rendah
angka drop out K1-K4 nasional dengan
kata lain semakin banyak ibu yang melakukan kunjungan pertama pelayanan
antenatal diteruskan hingga kunjungan keempat sehingga kehamilannya dapat terus
di pantau oleh petugas kesehatan. Berdasarkan cakupan K4 per provinsi pada
tahun 2008, Bengkulu berada pada posisi
ke 19(80,39%) dari 33 provinsi dengan cakupan tertinggi yaitu DKI Jakarta (95,78%)
dan terendah yaitu Papua (38,46%) (Depkes RI, 2009).
Pada tahun 2009 jumlah ibu hamil mencapai
46.641 yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang mencakup K1 mencapai 42.478 (91,1%)
dan K4 mencapai 39.869 (85,48%). Untuk kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2009
jumlah ibu hamil mencapai 7.313 yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang
mencakup K1 mencapai 6.359 (87%) dan K4 mencapai 6.541 (89,44%) (Dinkes
Provinsi Bengkulu, 2009). Pada tahun 2010 ini terjadi peningkatan kunjungan KI
mencapai 4,4 % sedangkan pada kunjungan K4 terjadi sedikit peningkatan sekitar 0,14
% dari tahun sebelumnya.
Pada bulan desember 2011 terdapat 4.877 ibu
hamil. Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal K1 sebesar 4821(96,9%) dan
ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatak K4 sebesar 4787(96,9%). Dari 5 Puskesmas yang ada
di Kabupaten Rebong yang pencapaian cakupan K1 dan K4 sudah mencapai 100%,
namun Puskesmas Tunas Harapan yang pencapain cakupan kunjungan K1 dan K4 masih 218
(96,5%) untuk K1 dan 222 (98,2%) untuk K4. Jika dibandingkan dengan Puskesmas
lain masih dikatakan bahwa masih terdapat ibu hamil hamil yang belum
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Dinkes Kabupaten Rejang Lebong).
Dari
sistem surveilens negara, PRAMS (Precnancy
Rink Assesment Monitoring System) separuh wanita yang tidak atau terlambat
menjalani pemeriksaan prenatal dengan
alasan paling sering timbul adalah seseorang tidak menyadari bahwa dirinya
sedang hamil. Alasan yang kedua tidak memiliki cukup uang atau asuransi untuk
pembayaran pemeriksaan. Yang ketiga adalah ketidak mampuan untuk membuat
perjanjian pemeriksaan (Cunningham.dkk,2005).
Survei awal yang dilakukan
oleh peneliti pada bulan april menunjukan hasil wanita yang melakukan
pemeriksaan kehamilan dominan pada ibu dengan usia reproduktif, ibu dengan
paritas multipara serta ibu dengan pendidikan menengah.
Pengetahuan
merupakan faktor penting dalam terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
adalah segenap hal yang diketahui tentang objek tertentu. Seseorang yang
memiliki pengetahuan tinggi maka semakin kritis, logis dan sistematis cara
fikirnya. Dengan demikian orang akan lebih mengerti mengenai tujuan pemeriksaan
kehamilan dan manfaat pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan
uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Faktor-faktor
yang berhubungan dengan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) di wilayah idak melakukan Pukesmas Tunas Harapan Tahun 2012 ”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan data yang didapat maka masalah
peneliti ini adalah masih terdapat ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan kehamilannya
ketenaga kesehatan. Dengan
pertanyaan apakah terdapat hubungan antara usia ibu, paritas, tingkat
pendidikan ibu, pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan antenatal care (ANC) di wilayah
Puskesmas Tunas Harapan
tahun 2012.
C. Tujuan penelitian
1.
Tujuan umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan antenatal
care di wilayah kerja Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui distribusi ibu hamil dengan kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
b.
Mengetahui distribusi usia ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
c.
Mengetahui distribusi paritas ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
d.
Mengetahui distribusi pendapatan keluarga ibu hamil
yang melakukan kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
e.
Mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil yang
melakukan kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
f.
Mengetahui hubungan usia ibu terhadap
kunjungan ANC di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
g.
Mengetahui hubungan jumlah anak terhadap kunjungan ANC di wilayah Puskesmas
Tunas Harapan Tahun 2012.
h.
Mengetahui hubungan pendapatan keluarga ibu terhadap kunjungan ANC di
wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012 .
i.
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ANC terhadap kunjungan ANC
di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
D. Manfaat penelitian
1.
Manfaat bagi puskesmas
Sebagai acuan dalam menyusun kebijakan untuk memberikan informasi
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan di wilayah Puskesmas Tunas Harapan Tahun 2012.
2.
Manfaat bagi praktisi
a.
Manfaat bagi program/Dinas Kesehatan agar dapat memberikan informasi dan
masukan bagi perencanaan program pada Dinas Kesehatan
b.
Manfaat bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan
pemeriksaan kehamilan.
c.
Manfaat bagi masyarakat sebagai upaya peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan ibu dan anak dan manfaat pemeriksaan kehamilan dalam upaya mencegah kematian ibu.
3.
Manfaat bagi penaliti lain
Dapat memberikan masukan
yang luas dalam mengembangkan lebih lanjut penelitian ini dengan meneliti
variabel yang berhubungan dengan kunjungan ibu ANC.
E. Keaslian penelitian
Judul
|
Penulis
|
Desain
|
Populasi/Sampel
|
Hasil
|
Faktor
– faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan K4 di desa sukarame kecamatan
sukanagara kabupaten cianjur tahun 2006.
|
Felix kasim dan Theresia Monica Rahardjo
|
cross sectional
|
Berjumlah 117 orang ibu
|
Hasil
yang didapat setelah uji chi square test, ternyata faktor kehamilan,
pendidikan rendah(75,21% untuk SD dan 17,95 % untuk SMP), ekonomi rendah
(77,78%), informasi mengenai K4 / penyuluhan (68,38%) dan rumor (58,12%)
memiliki hubungan yang kuat (p < 0,05) dengan rendahnya cakupan K4 di desa
sukarame.
|
Hubungan antara pengethuan ibu hamil tentang Antenatal Care dengan kunjungan
pertama ibu hamil.
|
Netti Herlina dan Rachel Arinda
|
cross sectional
|
Semua
ibu hamil yang melakukan ANC (40 responden)
|
Dari
seluruh responden ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan nya kerumah bersalin anugrah dukuh kupang surabaya
berjumlah 40 orang ,pengetahun ibu
hamil tentang ANC hampir setengahnya (37,50%) mempunyai pengetahuan kurang
dan sebagian besar (55,00%) melkukan kunjungan pertama setelah trimester 1/
lebih dari 14 minggu.
|
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian di atas adalah penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan antenatal
care (ANC) di wilayah Puskesmas Sambirejo Tahun 2012”.
Variabel yang terdiri dari
umur ibu, pendidikan ibu, pendapatan perkapita, jumlah paritas. Metode penelitian
menggunakan desain cross sectional dengan pengupulan sampel dengan mengunakan Total Sampling.